Cool Guy

Cool Guy
Pulau Tudung

Senin, 21 Mei 2012


Terjemahan “The Indomitable Rise of Marco Reus” oleh Togap Ign. Siallagan
 http://bundesligafanatic.com/?p=8163

Akhir-akhir ini, tidak dapat dipungkiri oleh publik sepak bola akan munculnya begitu banyak talenta di Bundesliga. Begitu banyak calon bintang dan talenta muda yang ada disana. Mulai dari Thomas Müller, Toni Kroos, Jerome Boateng, Holger Badstuber di Bayern Munich, Mario Götze, Kevin Grosskreutz, Shinji Kagawa, Mats Hummels, Moritz Leitner, Sven Bender, Ilkay Gündogan, Ivan Perisic and Robert Lewandowski di Borussia Dortmund atau Lars Bender, Sidney Sam and Andre Schürrle di Leverkusen dan Lewis Holtby, Benedikt Höwedes dan Julian Draxler di Schalke, Bundesliga tidak kekurangan talenta karenanya. Dapat disimpulkan dengan keyakinan penuh bahwa para talenta tersebut telah mempertontonkan potensi mereka untuk menjadi bintang kelas dunia di masa depan, bahkan tidak sedikit dari mereka telah menjadi calon atau anggota reguler timnas masing-masing negaranya.

Talenta generasi baru ini akan terus berkembang di musim-musim kompetisi berikutnya dan menjadi bagian dari reputasi Bundesliga sebagai liga dengan perkembangan talenta muda terbesar dan terbaik di dunia saat ini. Di dua musim sebelumnya kita telah melihat munculnya talenta muda sepak bola eropa terbaik dari liga ini. Musim 2009/2010 ada Mesut Özil dan musim lalu ada Mario Götze yang dinobatkan sebagai pemain muda terbaik Eropa tahun 2011 versi Tuttosport. Musim ini pun tidak jauh berbeda, pada paruh waktu musim 2011/2012 masih bermunculan nama-nama baru pemain muda yang menjadi pembicaraan publik. Yang paling menonjol dari sekian banyak nama-nama tersebut dan telah menjadi pemain yang paling diincar oleh klub-klub ternama adalah Marco Reus. Bintang Borussia Mönchengladbach ini sebenarnya sudah terlihat dari potensi dan peningkatan yang ia tampilkan di dua musim terakhir. Yang membuat Reus sebagai pemain yang spesial dan fantastis, berbeda dengan yang membuat rekannya Götze dan Özil menjadi bintang di klub dan timnas Jerman. Bahkan, tidak ada seorangpun di Bundesliga yang memiliki peran dan kemampuan seperti Reus. Dengan begitu baik dan banyaknya pemain-pemain playmaker, central midfielder dan wide-forward, Marco Reus merupakan pemain terunik dari semuanya.

Kebangkitan Reus

Kebangkitan Reus, dapat terlihat pada karir nya di klub. Berasal dari Dortmund, Reus bermain untuk klub kotanya Post SV Dortmund sebelum pindah ke tim junior Borussia Dortmund, karena alasan fisik ia tidak diterima oleh Dortmund U-19 dan pindah ke tim Rot-Wiess Ahlen U-19. Pada klub tersebutlah Reus memulai karir profesionalnya. Pada awalnya berposisi sebagai gelandang serang dan kemudian diposisikan lebih melebar, Reus tampil impresif di Bundesliga divisi 2 untuk menjadi anggota reguler klubnya. Pada musim 2008/2009, Reus di kontrak oleh Borussia Mönchengladbach selama 4 tahun ke depan. Di klub barunya, Reus hanya butuh 3 pertandingan untuk mencetak gol pertamanya secara memukau melalui aksi lari individual sejauh 50m. Dalam kepelatihan Michael Frontzeck, Reus diposisikan sebagai winger namun menunjukkan kemampuan mencetak gol yang mumpuni dimana ia menutup musim 2009/2010 dengan 11 gol dan 4 assist dan membawa Gladbach finish di ranking 12 Bundesliga.

Pada musim 2010/2011 Gladbach mengalami masa sulit bertarung dalam jurang degradasi. Frontzeck di pecat dan digantikan oleh pelatih Lucien Favre untuk menyelamatkan klub dari degradasi. Dengan hanya 16 poin dari 22 laga liga yang sudah dilalui, merupakan hal yang tidak mungkin untuk menghindari degradasi, setidaknya sejarah mengatakan demikian. Namun pelatih yang berasal dari Swiss tersebut berhasil melakukan keajaiban di Bundesliga. Dalam 12 laga sisa Bundesliga, Gladbach berhasil memperoleh 20 poin, termasuk 3 kemenangan dari 4 laga terakhir menghadapi klub Hannover dan sang juara Borussia Dortmund, sehingga finish di urutan 16 untuk menghadapi play-off menghadapi tim divisi 2 Bundesliga Bochum. Favre memberikan kepercayaan kepada Reus pada saat yang genting dan kepercayaan itu terbayarkan 10 kali lipat. Reus berhasil menghadapi tekanan degradasi dengan mencetak 4 gol dalam 6 laga terakhir termasuk gol penentu babak play-off dimana Gladbach mengalahkan Bochum dan bertahan di divisi 1 Bundesliga. Reus menutup musim 2010/2011 sebagai salah satu pemain terbaik dengan 12 gol dan 10 assist berposisi sebagai winger untuk tim papan bawah.

Favre memang berjasa besar untuk Gladbach, begitu pula dengan Reus. Sejak awal masa kepelatihannya, Favre menanamkan pola pertahanan yang kuat tanpa mengorbankan permainan menyerang yang sudah ada. Ia mendorong Reus untuk bermain keluar melebar namun memberikan keleluasaan penuh untuk bermain ketengah dan ikut serta dalam urusan mencetak gol. Musim 2011/2012, Favre melakukan strukturisasi ulang formasinya dan menginstruksikan Reus bermain lebih ke tengah. Pada saat inilah Reus benar-benar mulai bersinar dan menunjukkan betapa serbagunanya dan berbakatnya ia sebagai pemain. Dengan 13 laga yang sudah dilalui, Reus sudah mencetak 11 gol dan 4 assist.

Reus the False 9 and the False 10

Trend datang dan pergi, begitu juga di sepak bola.  Sangat tepat dikatakan bahwa formasi baku adalah 4-2-3-1 dimana pemain harus berevolusi untuk masuk ke dalam formasi tersebut. Salah satunya adalah “False 10” yang diperankan baik oleh Wesley Sneijder di Belanda dan Mesut Özil di Jerman. Pemain naluriah sebagai playmaker namun bermain sangat dekat dengan para penyerang seperti penyangga penyerang namun tidak juga. Formasi lainnya seperti 4-3-3 milik Barcelona telah menghasilkan “False 9”, yaitu striker yang bukan penyerang murni namun memiliki kreativitas yang tinggi serta pencetak gol yang ulung. Messi dan Rooney adalah contoh pemain “False 9”

Konservatisme Jerman dalam inovasi taktik (atau tidak ada kemauan untuk perubahan besar dalam sistem sepak bola mereka) selalu menyebabkan Bundesliga terlambat menangkap tren terbaru dibandingkan liga-liga eropa lainnya. Kebanyakan klub Bundesliga bersikap konservatif, yang menyebabkan baru sekarang dimulainya penggunaan formasi 4-2-3-1 sebagai standar baku namun dengan beberapa tim tetap menggunakan formasi tradisional 4-4-2. Dengan restrukturisasi sistem akademi akhir-akhir ini dan menitikberatkan pada kemampuan teknis individu, Bundesliga telah dan akan terus menghasilkan talenta-talenta yang cocok di dalam formasi modern 4-2-3-1. Gelandang tengah sudah lebih dari sekedar gelandang klasik, namun harus memiliki kemampuan yang lebih sebagai gelandang modern. Bender bersaudara, Holtby, Kroos, Gündogan, Leitner dan Sahin adalah contoh-contoh yang sudah terbukti. Gelandang serang sayap pun sudah impresif seperti Schürrle, Hermann dan Müller yang semuanya mampu bermain melebar, memotong kedalam kotak penalti dan mencetak gol hingga bertukar posisi dengan pemain sepanjang pertandingan. Bahkan center back Jerman memiliki kemampuan yang hampir sama dalam hal intelejensi dan versalitas nya sepanjang pertandingan. Yang membuat Reus berbeda dengan yang lain, tidak hanya ia memiliki semua kemampuan tersebut, namun juga telah mencapai tingkatan selanjutnya dalam evolusi taktik dalam permainan sepak bola. Reus dapat menjadi wing-forward yang bermain melebar dan menjalankan fungsionalnya. Reus juga dapat dengan baik berperan sebagai striker sebagaimana ia lakukan sepanjang musim secara impresif dengan menunjukan kemampuannya sebagai “false 9” sehingga menjadikannya pemain yang spesial dan berbeda dengan pemain lain di Bundesliga. Tidak ada pemain yang memiliki kemampuan kolektif atau menunjukan kemampuan dalam menjalankan peran tersebut sebagaimana Marco Reus lakukan.

Formasi Awal 4-2-3-1 Borussia Mönchengladbach

Formasi Tranformasi menjadi 4-2-1-3 pada pertandingan

Gladbach bermain dengan formasi 4-2-3-1. Hanke sebagai ujung tombak dengan Herrmann dan Arrango sebagai 2 pemain sayap dan Reus bermain dibelakang seperti Özil pada Timnas. Perannya disini lebih rumit. Gladbach mentransformasi bentuk serangan sepanjang permainan. Hanke turun memberi ruang agar Reus untuk menekan ke depan. Kemudian 2 pemain sayap dapat saling bertukar posisi dan menekan kedepan juga. Keduanya berperan dalam seluruh gol Gladbach melawan Bremen. Jadi bentuk formasi nya berubah menjadi 4-2-1-3 dimana terdapat 3 pemain menyerang untuk mencetak gol dan 1 pemain dibelakang mereka untuk mengatur serangan. Kadang itu Reus, atau Arango, atau bahkan Hanke, tergantung lawan yang dihadapi.

Seperti pemain “False 9” lainnya, Reus memulai dari dalam lapangan tengah melalui permainan sinergis dengan para pemain disekitarnya dan berperan lebih ketika mendorong ke depan. Reus bermain dual role. Ketika Hanke adalah pemain terdepan, Reus merupakan playmaker atau “False 10” karena secara simultan berada diluar kotak penalti lawan dan menyalurkan serangan serta juga maju kedepan ketika ada ruang kosong di depan untuk mengambil bola terobosan. Ketika Hanke mundur, Reus bermain posisi yang mirip dengan Messi, menjadi pemain serang terdepan dengan tusukan dan terobosan yang tak terduga sehingga menyulitkan untuk para pemain bertahan Bundesliga untuk menahannya.

Posisi Reus ketika gol kedua Gladbach vs Werder Bremen. Terlihat bagaimana ia mengambil bola jauh dibelakang dari lapangan tengah sebelum maju kedepan dan mencetak gol dengan brillian.

Reus mengambil bola di lapangan tengah, mengumpan ke sayap pada Herrman dan maju kedepan untuk menerima umpan untuk mencetak gol keduanya.




Reus sebagai “False 10”. Ia memberikan bola di lapangan tengah dan maju kedepan membelah perhatian pertahanan lawan agar penyerang lain dapat bebas


Peta pergerakan Reus pada pertandingan melawan Bremen. Terlihat jangkauan lapangan dimana ia bermain dan seringnya ia bermain mundur ke lapangan tengah dan maju kedepan
Hasil gol Reus yang meningkat tentunya merupakan hasil dari perubahan posisi dan tanggung jawabnya sebagai penyerang yang lengkap dan telah melekat pada dirinya. Seperti Rooney atau Messi, Reus sangat ideal bermain dengan pemain sayap depan yang bermain ketengah atau bermain ke daerah kosong yang diciptakan oleh Reus. Selain itu, Reus juga ideal bermain dengan pemain seperti Özil atau Götze yang suka turun dan melakukan umpan terobosan.

 Pada konteks timnas Jerman, masuknya Reus pada EURO 2012 menjadi pertanyaan apakah perlu Cacau masuk pada tim sebagai pengganti Klose dan Gomez bila Reus dapat berperan sebagai pengganti striker. Pada pertandingan persahabatan, Löw memainkan Reus sebagai pemain sayap kanan yang mungkin menunjukan itulah posisi Reus bagi Löw pada EURO 2012 nanti. Namun terlepas dari itu, Reus telah memberikan Löw opsi untuk melakukan eksperimen seperti yang dilakukannya pada pertandingan melawan Ukraina sebagai indikasi bahwa Löw lebih bebas merubah taktik dari yang biasanya.

Rekapitulasi tanggapan oleh Pembaca, Daniel Nyari dan beberapa tanggapan lainnya (termasuk pendapat dari Penulis)

Reus merupakan pencerahan bagi Bundesliga pada musim 2011-2012. Namun ada pertanyaan, apakah Reus akan menggantikan Muller di timnas? Selain turun nya performa Muller di musim ini, Reus dan Muller merupakan pemain setipe sebagai penyerang serba bisa yang mampu bermain diposisi mana saja dalam menyerang. Apakah Reus sebagai pengganti Muller di kuartet serang pakem Jerman (Gomez/Klose,Podolski,Ozil,Muller)? Atau mungkin sebagai penyerang tunggal pengganti Klose yang sebentar lagi akan pensiun dari timnas?

Reus vs Muller

Reus dan Muller merupakan pemain yang mirip dalam hal daya jelajah, keberanian dan multiposisi namun yang membedakan keduanya adalah sifat dasar permainan individu mereka dalam taktik tim. Reus adalah pemain individual yang lebih independen dalam membuka peluang dan melakukan serangan dengan mencari situasi satu-lawan-satu dan memenangkan duel tersebut untuk memberikan assist atau mencetak gol. Reus akan mengambil peran dalam merubah arah pertandingan dimana pemain lain akan menyesuaikan dengan permainannya. Sistem permainan dibangun disekitarnya sebagai pemain (sebagai pelengkap). Berbeda dengan Reus, Muller adalah pelengkap yang lengkap, bahkan sempurna pada suatu sistem permainan yang ada. Muller mampu beradaptasi dengan baik dan pelengkap yang ideal untuk para playmaker. Ini bukan berarti Reus tidak dapat beradaptasi pada sistem permainan yang sudah ada, atau Muller tidak dapat melakukan duel satu-lawan-satu dan mencetak gol dengan kemampuan individu yang hebat, namun ini sifat dasar permainan individu mereka pada taktik tim nya masing-masing dan apa yang membuat mereka sukses sejauh ini.

Muller saat ini, berperan dengan sukses ketika bermain untuk Jerman karena sangat sulit menebak permainannya. Posisi nya berubah-rubah dan ia memiliki daya jelajah yang tinggi diseluruh lapangan permainan. Untuk bermain dan berperan di posisi tengah diperlukan sikap dan gaya permainan yang lebih terkalkulasi dalam mengatur tempo permainan. Baik Muller maupun Reus tidak cocok untuk itu. Namun untuk posisi sebagai penyerang tengah seperti Messi (False 9), Reus lebih ideal karena kecenderungannya bermain ditengah dan kemampuannya untuk membawa bola dan melewati pertahanan lawan. Reus juga mampu menarik bek lawan untuk memberikan ruang atau umpan terobosan bagi temannya.

Reus vs Gomez

Gomez merupakan striker utama tim Jerman saat ini sebagai pengganti Klose yang sebelumnya merupakan penghuni tetap posisi tersebut. Mencetak 39 gol dari 45 penampilan di 2010-2011 dan mencetak 42 gol dari 54 penampilan di musim 2011-2012 bagi klubnya Bayern Munchen merupakan statistik yang tidak bisa diabaikan, meskipun di musim pertamanya (2009-2010) di klub Bavaria tersebut dia hanya mencetak 14 gol dari 45 penampilan. Dengan statistik yang demikian, Gomez merupakan penyerang “9” terbaik saat ini yang mungkin hanya bisa disaingi oleh Klaas-Jan Huntelaar dan Radamel Falcao. Berikut catatan statistik lengkap Mario Gomez dari encyclopedia:

Club performance (MARIO GOMEZ)
League
Cup
League Cup
Continental
Other
Total
Club
League
Season
Apps
Goals
Apps
Goals
Apps
Goals
Apps
Goals
Apps
Goals
Apps
Goals
Germany
League
Other1
Total
2003–04
1
0
0
0
0
0
1
0
2
0
19
6
0
0
19
6
2004–05
8
0
1
0
0
0
1
0
10
0
24
15
0
0
24
15
30
6
0
0
3
0
5
2
38
8
25
14
5
2
30
16
25
19
3
6
0
0
4
3
33
28
32
24
2
3
10
8
44
35
29
10
4
3
12
1
45
14
32
28
5
3
8
8
0
0
45
39
33
26
5
2
14
13
52
41
VfB Stuttgart II
43
21
0
0
43
21
VfB Stuttgart
121
63
11
11
3
0
21
13
0
0
157
87
Bayern Munich
94
64
14
8
34
22
0
0
142
94
Career statistics
258
148
25
19
3
0
55
35
0
0
341
202
Last update: 19 May 2012[25]

Namun, 2 pertandingan final terakhir Bayern Munchen yang berakhir dengan kegagalan mulai menunjukan bahwa Gomez masih memiliki “masalah” dalam mencetak gol. Setidaknya itu yang terlihat bila statistik yang ada di break down secara mendetil pada gol-gol yang dicetak Gomez di bundesliga.
Terlihat jelas bahwa Gomez tidak pernah mencetak gol melawan tim 5 besar di Bundesliga. Dan hal ini merupakan kritikan lama kepada Gomez dimana ia selalu gagal memberikan performa terbaiknya ketika Bayern menghadapi pertandingan yang ketat. Namun, hal ini mungkin sudah terbaca melalui karaketeristik dasar permainannya. Gomez mampu menggunakan kedua kakinya dan sangat baik dalam memenangkan duel-duel udara. Kemampuan terhebatnya adalah kemampuan mengantisipasi umpan silang dan umpan untuk diselesaikan menjadi gol (goal poacher). Arsene Wenger menggambarkan Gomez sebagai "at the right time and at the right place to finish off moves". Gomez merupakan senjata mematikan Bayern dengan Ribbery dan Robben (Robbery) sebagai pemain sayap yang mampu melewati pertahanan dan memberikan umpan kepada Gomez untuk diselesaikan. Gomez adalah penyerang “9” klasik. Namun kemampuan ini juga mudah dipatahkan bila tidak ada bola matang yang dapat diselesaikan oleh Gomez. Dengan hanya mengandalkan kemampuan fisik dan posisi, namun tidak memiliki kemampuan teknis dan membuka ruang yang cukup maka ia tidak dapat membuat peluang nya sendiri untuk diselesaikan oleh rekan atau diri nya sendiri. Dan 2 pertandingan final terakhir Bayern Munchen di musim ini menghadapi Dortmund dan Chelsea, menunjukan bagaimana frustasi nya ia ketika bermain dalam tekanan.

Sepak bola modern saat ini mengalami perubahan. Perubahan tersebut diawali oleh Barcelona dengan tiki-taka nya dan Lionel Messi. Walaupun tidak sehebat Messi, Reus merupakan pemain setipe dengan Messi. Memainkan Reus di tim Jerman mungkin akan berbeda dengan memainkan Messi di Barcelona karena perbedaan kultur dan latar belakang sejarah kedua tim. Namun bukan berarti eksperimen ini tidak bisa dilakukan. Menggantikan striker tunggal dengan False 9 dan False 10 sebagaimana ia bermain untuk Gladbach dapat menjadi pembaruan bagi permainan Jerman. Formasi kuartet serangan yang baru ini akan memiliki perubahan bentuk yang dinamis di dalam pertandingan dan level teknis yang tinggi. Kuartet ini tidak akan kekurangan peluang dan seiring dengan bertambahnya kematangan, maka efisiensi dalam mencetak gol pun akan meningkat. Dengan begitu mungkin memang tidak akan diperlukan striker murni.

Namun, sepertinya Gomez tetap akan masuk tim utama sebagai penyerang terdepan. Jerman era sekarang selalu menggunakan striker tunggal dan sudah menjadi darah dan daging bagi Löw untuk melanjutkan tradisi tersebut. Sayangnya belum ada niat untuk melakukan eksperimen terhadap formasi ini, namun adanya opsi tersebut menunjukan perubahan yang lebih baik bagi sepak bola dan timnas Jerman.